panelarrow

Rabu, 02 Juli 2014

Pengembaraan dan Pelantikan CA PALAFI Angkatan VII

Setelah melalui serangkaian kegiatan PRADIKLATSAR serta DIKSAR, akhirnya Calon Anggota PALAFI yang dinyatakan lulus DIKSAR mengikuti kegiatan Pengembaraan dan Pelantikan dengan jumlah peserta 16 orang.

Kegiatan Pengembaraan dan Pelantikan dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai tanggal 17 April 2014 -20 April 2014. Dengan persiapan yang dirasa sudah sangat matang, CA PALAFI beserta panitia menuju tempat tujuan, yaitu dari Kampus D3 UNNES ke Kota Yogyakarta. Tapi, ada hal unik saat pemberangkatan, yaitu Peserta dituntut harus bisa sampai ke tempat tujuan dengan membawa uang yang terbatas dari Panitia,dan semua alat komunikasi disita oleh Panitia dengan tujuan kemandirian Peserta, bertahan dan sampai tujuan dengan selamat. Sebelum berangkat, peserta dibagi menjadi dua kelompok besar dan dengan dua tujuan yang berbeda, yaitu di RSUD Sleman dan Alun-Alun Sleman.Kira-kira setelah senja Magrib Peserta dilepas Panitia dan ditunggu di kedua tempat yang sudah disediakan dengan batasan waktu sampai pukul 06.00 WIB.

Berbagai cara dilakukan oleh Peserta untuk sampai ketempat tujuan masing-masing dengan menghemat uang yang telah diberikan Panitia.Dari bonek truk sampai menumpang mobil pribadi. Komunikasi dengan orang lain yang belum dikenal sangat penting dalam hal ini. Peserta dituntut berani bertanya, berbicara, berkomunikasi dengan warga sekitar. Hingga tanpa terasa malam semakin larut, hingga Pagi menjelang. Peserta sudah ada yang sampai di tempat yang telah diberitahukan . Panitia membagikan Peta untuk peserta dengan membagi peserta yang tadinya dua menjadi 5 Kelompok. Peserta harus melewati 3 titik hingga sampai ke tujuan sebenarnya. disini peserta melakukan Orientering Kota dengan batas waktu yang sudah ditentukan panitia.

Titik pertama adalah pos 1, terdapat 2 tempat, yaitu di Pasar Lempuyangan dan Malioboro. Di pos pertama adalah Pos dimana Peserta dituntut untuk berbicara lantang dan tegas serta mampu memaknai Kode etik PALAFI yang berjumlah 7 butir dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di depan banyak orang ditengah keramaian dengan suara lantang. Sebelumnya, Peserta diberi tugas mencari makanan, uang atau apasaja yang bisa menunjang kehidupan mereka hingga kegiatan usai sampai kembali ke kampus UNNES dengan waktu terbatas. Ada yang dapat nasi bungkus setelah membantu berjualan ibu-ibu di warung, ada juga yang mendapatkan uang setelah me-ngamen. Pengembaraan di kota Jogja kali ini semakin tidak terlupakan oleh peserta, dari Ke Jogja dengan uang terbatas hingga makan-minum gratis ditengah keramaian kota.

Setelah melewati Pos I peserta melanjutkan  menuuju ke Pos II, yaitu di daerah Kampus UAD dan UIN Yogyakarta. Di Pos ini acara diserahkan kepada Pecinta Alam Kampus UAD dan UIN dengan tujuan agar Peserta dan Anggota PA kampus UAD dan UIN dapat saling mengenal satu sama lain dengan acara yang dibuat oleh pihak PA Kampus UAD dan UIN, bersilaturahmi, belajar bersama.

Melanjutkan ke titik Peta selanjutnya, berada di Pertigaan menuju ke Gunung Api Purba, Nglanggeran, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. setelah semua Peserta sampai dipertigaan, Perjalanan di lanjutkan bersama-sama menuju ke Gunug Api Purba. Nah, ini adalah tujuan yang sebenarnya. Setelah Istirahat, Sholat, hingga makan bersama, Perjalanan dilanjutkan menuju camp di area sekitar Puncak Gunung Api Purba ( camping Ground I).

 Sampai Kira-kira jam 21.00 WIB peserta sampai di camping ground I. mendirikan tenda, sholat, dan istirahat.  Keesokan harinya, acara telah diserahkan ke CA PALAFI VII , Games dan masak bersama seharian penuh membuat sedikit banyak mengakrabkan anggota dan calon anggota.

Dengan proses yang begitu panjang, akhirnya pada tanggal 20 April dini hari 16 CA PALAFI dilantik. Semoga 16 anggota baru ini dapat membanggakan PALAFI, menjaga, serta memajukan PALAFI. tetap menjaga kekompakan. 

((foto menyusul))

Jumat, 04 April 2014

Botani dan Zoologi Praktis

 
Mempelajari botani dan zoologi praktis dianggap penting untuk mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival foot) atau obat-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa atau dapat mengancam keselamatan jiwa.
 BOTANI
Cara menguji makanan yang belum dikenal :
1. Periksa secara teliti. Pastikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau dimakan cacing. Beberapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia
2. Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.
3. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada iritasi, buang.
4. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut :
  • letakkan sedikit sample tanaman pada bibir
  • letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut
  • letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah
  • letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah
  • kunyah sedikit sample
Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika ada iritasi/ketidaknyamanan, maka buang!
5. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.

Tumbuhan yang dapat dimakan
Bagian yang dapat dimakan yang dapat meberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat dimakan :
  • Bagian tumbuhan yang masih muda
  • Tumbuhan yang tidak mengandung getah
  • Tumbuhan yang tidak berbulu
  • Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
  • Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Catatan : beberapa ciri tumbuhan yang dapat dimakan diatas, semuanya belum pasti benar.
 
Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan :
  • Makan tumbuhan yang sudah dikenal
  • Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan
  • Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena mengandung racun alkaloid.
  • Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya.Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.
  • Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
 
Contoh tumbuhan yang dapat di makan :
  1. Umbi di dalam tanah     : talas, kentang, bengkoang, paku tanah
  1. Bagian batangnya          : umbut muda pisang, sagu, begonia 
  1. Buah                            : kelapa, arbei, konyal, buah rotan
  1. Biji                              : padi, jagung, rumput teki
  1. Bunga                           : turi, pisang
  1. Daun                            : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis

Tumbuhan obat
Dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Dimakan atau di minum, contoh :
  • Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
  • Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
  • Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.
2. Tumbuhan obat luar untuk luka
  • Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkan dengan minyak kelapa kemudian air hangat.
  • Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.
  • Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.

Tumbuhan berguna lainnya :
a. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan merambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll.
b. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.
c. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo.
d. Indikator air bersih : tespong, selada air.

Tumbuhan beracun
  • Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan
  • Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan
  • Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal
  • Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal
  • Kecubung
  • Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih
  • Daun fulus menyebabkan gatal dan panas
  • Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal

Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air.
Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan :
•    tidak berwarna mencolok
•    tidak bercahaya
•    tidak memiliki gelang pada tangkainya
•    tidak berbau
•    tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak

Pedoman seperti itu sebenarnya kadang tidak selalu benar. Banyak jamur yang memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun.
Contoh : Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal.

“Jangan makan dalam jumlah yang banyak satu jenis tanaman pada satu waktu,
dan jika ingin memakannya, maka mulailah dari bagian yang segar
dan ambil beberapa lagi untuk dimasak, kemudian makan sedikit demi sedikit.”

“jangan berasumsi bahwa karena burung, hewan mamlia atau serangga memakan beberapa jenis tanaman, hal ini berarti tanaman tersebut dapat dimakan oleh manusia.
Kera adalah salah satu contoh , tetapi tidak menjamin bahwa tanaman yang dimakan oleh kera dapat dimakan oleh manusia.”


ZOOLOGI
Sebagian besar hewan, pada prinsipnya adapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang habitat dan tingkah laku hewan tersebut. Untuk menangkap hewan diperlukan suatu keberanian dalam mengambil keputusan. Misalnya hewan selalu mencari air untuk keperluannya sehari-hari. Bila kita ingin mendapatkan berbagai macam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada suatu masalah. Bila didekat sumber air banyak hewan, berarti banyak hewan berbahaya pula bagi kita.

1. Habitat hewan
Habitat bisa diartikan sebagai tempat mahluk hidup tinggal. Misalnya ikan banyak dijumpai di air. Habitat yan paling banyak hewannya adalah laut dangkal dan pantai. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan akan semakin sedukit. Jika kita tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak, lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.

2. Perilaku hewan
Perilaku jenis hewan adalah khas. Kapan kita mudah menangkap suatu hewan, kapan kita harus menghindarinya. Pada musim kawin,hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti itu yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas, ikan salem berpindah tempat dari laut ke sungai untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya bertambah ganas.

3. Binatang Berbahaya
Antara lain :
•    Nyamuk Malaria
•    Lalat Dayak/Lalat kerbau (besarnya dua kali lalat biasa).
Terdapat dihutanKalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan bisa infeksi.
•    Lebah berbahaya jika tersengat, dalam jumlah yang besar dapat dimatikan.
•    Kelabang, Kalajengking. Bekas gigitannya bengkak, oleskan tembakau, Daun samilito, amonia.
•    Pacet, Lintah. Untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.
•    Berbagai jenis ular. Umumnya berbagai jenis ular berbisa dapat diketahui fisiknya yakni : Bentuk kepala segitiga, leher relatif kecil, terdapat lekukan mata dan lubang hidung dan mempunyai gigi yang berbisa.
•    Serpentes (Ophidia)

Di Indonesia diperkirakan terdapat 400 jenis ular. 110 diantaranya termasuk jenis yang berbisa. Ular berbisa tersebut kebanyakan hidup dipantai atau di laut, bersifat pasif dan jarang mengigit. Sedang yang hidup di darat sekitar 35 jenis. Populasi ular berbisa ini sangat lambat, sehingga ular tersebut banyak dikategorikan langka (jarang ditemukan), meskipun mempnyai kemampuan berkembang biak sangat besar. Ada yang dapat bertelur sampai puluhan butir, tetapi setelah mengalami beberapa tahap yang bertahan sedikit sekali.

4. Binatang yang Berguna
Hampir semua binatang mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya. Ular, Kadal, Kura-kura dapat dimakan. Lebah dapat diambil larva dan madunya. Cacing dan siput hutan dapat dimakan. Jika kita mendengar ada orang yang mati di gigit ular, jangan langsung menuduh si ular penyebabnya. Karena kita tahu ular menggigit hanya untuk membela diri. Banyak kasus yang terjadi justru karena rasa takut yang berlebihan dari korban ketika melihat ular didekatnya. Rasa takut inilah yang biasanya menyebabkan kematian karena fungsi jantung yang tidak bekerja. Data dari Yoshokara Kawamura (1972) menunjukkan jumlah kasus gigitan ular sangat rendah.Ular banyak menggigit pada bulan Mei, paling sedikit bulan Oktober.

Navigasi Darat


Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah perjalanan baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Kemampuan membaca dan memahami peta, menggunakan alat navigasi untuk menentukan posisi serta menganalisa dan memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh setiap penggiat alam bebas.
Hal tersebut merupakan bekal awal dalam merencanakan dan melakukan kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau penyelamatan korban kecelakaan / tersesat. Berikut beberapa pemahaman dasar yang dapat digunakan untuk mempelajari dan berlatih lebih lanjut mengenai ilmu medan, peta dan kompas (IMPK) :


1. Peta
adalah gambaran unsur – unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas atau bawah permukaan bumi dan digambarkan pada bidang datar dengan proyeksi tertentu dalam ukuran yang diperkecil yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara visual maupun matematis.

* Jenis Peta berdasarkan penggunaan
  1. Peta Dasar : Dibuat untuk membuat peta turunan, perencanaan maupun pengembangan wilayah. Umumnya menggunakan peta topografi
  1.  Peta Tematik : Menyajikan isi dan untuk kepentingan tertentu dengan menggunakan peta dasar untuk meletakan info tematiknya

* Jenis Peta Berdasarkan Isi, seperti :
  1. Peta Topografi (Topographic Map), menampilkan Menampilkan sebagian unsur buatan manusia dan unsur alam dengan proyeksi tertentu
  1. Peta Hidrografi, menampilkan informasi kedalaman dan keadaan dasar laut serta info lainnya untuk kepentingan pelayaran
  1. Peta Geologi, menampilkan informasi keadaan geologis
  1. Peta Geografi, Menampilkan informasi ikshtisar peta dengan skala kecil dari 1 : 100.000
  1. Peta Kadaster, menampilkan informasi kepemilikan tanah dan batas nya
  1. Peta irigasi, menampilkan informasi jaringan irigasi
  1. Peta Jalan, menampilkaninformasi jaringan jalan
  1. Peta Kota, menampilkan informasi jaringan transportasi, drainase, saran kota, dll

* Jenis Peta Berdasarkan Skala :
  1. Peta Skala Besar, dengan skala lebih besar dari 1 : 10.000
  1. Peta Skala Sedang, dengan skala kecil dari 1 : 10.000, besar dari 1 : 100.000
  1. Peta Skala Kecil, dengan skala kecil dari 1 : 100.000

2. Kompas
Adalah alat penunjuk arah, yaitu arah utara magnetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya. Karena sifatini, maka dalam penggunaannya jauhkan kompas dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjukkan yang salah pada jarumnya.
* Kompas Orienteering
1) Baseplate / Kompas Protactor, ditemukan Kjellstrom bersaudara, terdiri atas rectangular baseplate (panah warna merah sepanjang axis), lingkaran kompas (0, hampir di seluruh dunia untuk lingkaran penuh adalah 360° , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan 400°). Tanda dibagian dasar rumah kompas (panah dan garis paralel di dalam panah), lanyard untuk memasang kompas di pinggang, garis skala untuk ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari baseplate, cermin untuk membaca peta secara detail, lubang berbentuk lingkaran dan segitiga untuk menandai jalur orienteering diatas peta.




* Kompas Ibujari.
Organisasi orienteering top dari Swedia membuat kompas baru dengan mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol. Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas yang juga dipegang dengang tangan kiri pula. Keuntungan dari model ini adalah peta dan kompas selalu di baca dalam satu unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah satu tangan bebas bergerak. Kekurangan nya adalah sudut yang sangat akurat sesuai dengan sudut kompas sangat sulit diambil.

* Kompas Bidik
1. Kompas Prismatik
Salah satu jenis khusus magnetik kompas, maka kompas prismatik memanfaatkan kapsul kecil yang penuh dengan minyak dan sebuah magnet dial. Kombinasi ini ditambah dengan penerangan bertenaga baterai komponen yang membantu untuk menyediakan salah satu yang paling akurat pembacaan kompas jenis apa pun. Kadang-kadang disebut sebagai optik kompas, yang akurasi perangkat membantu untuk membuat kompas prismatik ideal untuk berbagai aplikasi di mana pencahayaan dalam persediaan terbatas. Seperti halnya dengan semua jenis kompas, maka kompas prismatik memudahkan untuk mengisolasi arah dari setiap titik di planet ini. Pointer dalam perangkat akan selaras dengan alam tarik medan magnet bumi, memastikan bahwa kompas akan memudahkan untuk secara akurat menentukan dasar arah Sudah lazim bagi kompas magnetis untuk digunakan sebagai bagian dari keseluruhan proses navigasi.
The prismatik kompas, karena kualitas yang bercahaya, membuat perangkat ideal untuk digunakan dalam lingkungan di mana visibilitas agak terbatas. Bila menavigasi melalui sistem bawah tanah seperti gua, sebuah kompas prismatik akan menyediakan sarana yang handal membaca arah, membantu mencegah explorer dari menjadi hilang. Aplikasi dalam profesi yang bergantung pada survei tanah dan harta benda lain juga sering memanfaatkan kompas prismatik.

Mungkin salah satu yang paling umum penggunaan kompas prismatik dengan tugas atau profesi yang melibatkan sungai atau laut. Kelautan ahli biologi dapat menggunakan kompas ketika melakukan eksplorasi di bawah air, sehingga mudah untuk merekam arah ke dan dari titik awal. Para kompas prisma dapat sangat membantu dalam perairan lebih dalam, di mana ada sangat sedikit di jalan cahaya. 
Secara umum, kompas prismatik dirancang untuk menangani tugas berat digunakan, dan adalah baik udara dan kedap air. Banyak model dari kompas prisma dapat dipasang pada tripod bila sesuai, serta yang dimiliki dan dioperasikan dengan satu tangan. Dengan baterai yang tahan lama, dimungkinkan untuk mengandalkan kompas prismatik untuk jangka waktu yang lama sebelum tuduhan diperlukan.

2. Kompas Lensa ( kompas yang memiliki lensa)
3. Protactor
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.

4. GPS Receiver
Adalah bagian dari sistem radio navigasi berbasis satelit yang secara terus-menerus mentransmisikan informasi dalam bentuk kode, sehingga memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan lokasi / posisi, ketinggian, kecepatan dan waktu dengan mengukur jarak kita dengan satelit.

5. Sistem Proyeksi peta
Adalah penggambaran sistematis garis – garis sebagian / seluruh bola bumi di atas permukaan bidang datar dengan menggambarkan garis paralel dari lintang dan garis meridian dari bujur.Proyeksi dapat dianalogikan dengan terminasi berikut : jika 3 orang yang belum pernah melihat gajah diminta untuk menggambar seekor gajah dari sudut yang berbeda pada selembar kertas (depan, belakang, samping) tentu akan menghasilkan gambar yang berbeda - beda.
Demikian juga dengan peta dan bumi. Interpretasi permukaan bumi yang merupakan objek berbentuk elipsoid (3 dimensi) kedalam peta (2 dimensi) perlu menggunakan teknik tertentu agar gambar yang dihasilkan memiliki distorsi minimum dan mampu memberikan informasi mengenai gambaran kondisi sebenarnya (berdasarkan skala dan perspektif tertentu).

6. Istilah Dasar
6.1. Sudut
Adalah besaran selisih derajat yang dibentuk oleh 2 buah garis, dimana yung satu menuju ke utara magnetis dan yang lain menuju ke sasaran.
1) Sudut Azimuth
Sudut mendatar yang besarnya dihitung sesuai dengan arah jarum jam dari arah utara. Azimuth ditujukkan untuk menentukan arah di medan atau di peta, melakukan pengecekkan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tsb adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan kita.
2) Sudut Back Azimuth
Sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikkan. Cara menghitung nya : Jika azimuth lebih dari 180º, maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya sama dengan 180º ditambah azimuth.

6.2. Skala Peta,
jarak antara titik di peta dengan jarak mendatar pada medan sebenarnya.
1) Skala Numerik, dinyatakan dengan angka
Contoh : 1:50.000 berarti 1 cm = 50.000 cm atau 1 cm = 500 m atau 2 cm = 1 km
2) Skala Grafis, dinyatakan dengan unit batang disertai nilai, berguna ketika terjadi perubahan ukuran peta pada saat penggandaan /info skala numerik tidak tercantum

6.3. Sistem Koordinat
Adalah titik yang terbentuk berdasarkan sistem sumbu yaitu dari perpotongan garis koordinat horizontal / absis dan vertikal / ordinat yang terdapat dipeta. Koordinat peta berguna untuk menunjukan suatu posisi pada permukaan bumi di peta. Pada penyebutan, garis mendatar diinformasikan terlebih dahulu lalu garis tegak. Garis Koordinat ini membagi peta dalam kotak – kotak (karvak). Sistem Koordinat yang lazim digunakan yaitu :
1) Geografi / gratikul (Geographical Coordinat)
Menyatakan posisi suatu titik dalam satuan derajat , menit , dan detik dari garis lintang (Utara dan Selatan) dan bujur (Barat dan Timur)
2) Grid / UTM (Grid Coordinat)
Menyatakan posisi suatu titik dalam ukuran jarak (meter) dari perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinalt(y) pada koordinat grid sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan. Penyebutan dengan koordinat grid dapat dilakukan dengan 4 Angka, 6 Angka, atau 8 Angka.

6.4. Arah Utara
* Utara Sebenarnya / Utara Geografi (Truth North / Geographical North, US / TN) diberi simbol * , arah utara yang ditunjukan garis bujur (meridian) dan menuju ke kutub utara bumi atau titik pertemuan garis bujur bumi.
* Utara peta / Utara Grid (Grid North, UP / GN) diberi simbol GN, arah utara yang ditunjukan garis koordinat tegak peta ke arah atas
* Utara magnetik (Magnetic North, UM) diberi simbol T (anak panah separuh) , arah utara yang ditunjukan jarum kompas menuju kutub utara magnetik bumi

6.5. Iktilaf
* Iktilaf Peta / Konvergensi Meredian, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara peta
* Iktilaf Magnetik / Deklinasi, merupakan sudut yang dibentuk utara sebenarnya dengan utara magnetik
* Iktilaf Utra Peta – Utara Magnetik / Deviasi, merupakan sudut yang dibentuk utara peta dengan utara magnetis

6.6. Variasi Magnetik
yaitu perbedaan besarikhtilaf magnetik pada waktu yang berlainan. Jika variasi magnetis ini bertambah maka disebuti Increase dan jika berkurang maka disebut Decrease.

6.7. Kontur
garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik- titik yang tingginya sama sehingga dapat mengetahui bentuk medan yang sebenarnya (menunjukan ketinggian, perbedaan ketinggian, kemiringan, proyeksi 3D). 
Terdapat istilah penting :
        * Interval Kontur, jarak tegak 2 garis kontur yang berdekatan / jaran bidang datar yang berdekatan.
Rumus : Interval kontur atau Ci = 1/2000 x skala peta
Namun rumus ini tidak selamanya dapat digunakan karena garis kontur pada daerah terjal berbeda dengan daerah landai
     * Indeks Kontur, garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiapinterval kontur tertentu untuk memudahkan pembacaan medan.
Rumus : i = 25 / jumlah cm dalam 1 km
i = n log tan a, dengan n (0.01 S + 1)1/2 m
contoh kontur : 
6.8. Titik Ketinggian
* Tinggi Mutlak adalah tinggi yang diukur dari pemukaan laut, merupakan standarisasi pengukuran. Tinggi mutlak digunakan untuk menentukan tinggi sebenarnya dari permukaan laut.
* Tinggi Nisbi adalah tinggi yang diukur dari tempat dimana bendaitu berada, biasanya diukur dari permukaan tanah.
* Titik Triangulasi adalah titik atau tanda yang merupakan pilar / tonggak yang menyatakan tinggi mut lak suatu tempat dari permukaan laut . Titik ini digunakan oleh jawatan topografi untuk menentukan tinggi suatu tempat atau letak suatu tempat dalam pengukuran secara ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

7. Pengetahuan Peta
*Judul Peta, bagian yang menyatakan identitas peta. Pada peta BAKOSURTANAL meliputi Judul Peta (biasanya merupakan nama daerah adminsist ratif, tempat terkenal dll) , Skala, Nomor Lembar Peta, Nama Lembar dan Edisi / terbitan. Sistem Penomoran Peta perlu diketahui untuk membantu dalam mencari peta tertentu.
* Letak Peta dan Diagram Lokasi Petunjuk Letak Peta, menunjukan nomor dan nama lembar peta terhadap peta sekelilingnya. Biasanya dalam bentuk matrikini berukuran 3 x 3.
* Lokasi, menunjukan letak peta pada arah yang lebih luas
* Sistem Referensi, terdiri dari sistem proyeksi, sistem grid, datum horizontal, datum vertikal, satuan tinggi dan selang kontur
* Pembuat dan Penerbit Peta
* informasi Nama dan Nomor Lembar Peta
*Legenda, merupakan petunjuk tanda atau simbol konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskribsi
*Keterangan Riwayat Peta
*Petunjuk Pembacaan Koordinat Pembagian Daerah Administrasi
*Skala
* Singkatan / Kesamaan Arti
* Utara Sebenarnya, Utara Grid, Utara Magnetik

8. Orientasi Peta
Adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya atau menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya. Sebelum Memulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda- tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta dengan pencocokan bentuk puncakan, sungai, desa dll. Jadi minimal diketahui secara kasar posisi. Orientasi peta ini berfungsi untuk meyakinkan perkiraan posisi anda adalah benar.
Langkah-langkah orientasi peta:
1) Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda- tanda medan yang menyolok.
2) Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
3) Cari tanda- tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda- tanda medan tersebut di peta.
4) Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
5) Ingat tanda- tanda tersebut, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

9. Cross Bearing Technic
a. Resection
Yaitu menentukan posisi dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Langkah-langkah melakukan resection:
         1) Lakukan orientasi medan
         2) Cari objek / titik yang mudah dikenali pada medan sebenarnya dan pada peta, minimal 2 buah
         3) Bidik tanda- tanda medan tersebut dari posisi saat ini (azimuth)
         4) Hitung hasil backazimuth, tarik garis lurus dari titik acuan tersebut
         5) Lakukan langkah 2 – 4 pada titik acuan lain
         6) Perpotongan garis yang ditarik dari back azimuth titik acuan tersebut adalah posisi kita dipeta.
b. Intersection
Yaitu menentukan posisi suatu titik (benda) pada peta dengan menggunakan 2 atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan dan dipeta. Langkah- langkah melakukan intersection adalah:
         1) Lakukan orientasi medan dan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
         2) Bidik obyek yang kita amati
         3) Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
         4) Bergerak ke posisi lain dan lakukan langkah 1-3
         5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud. 
Semakin banyak titik bidik untuk menarik garis perpotongan, semakin akurat hasil yang didapatkan. Sudut terbaik antara titik bidik untuk melakukan intersection adalah 900.

10. Metode Pergerakan Sudut Kompas ( Passing Compass / Man to Man)
Yaitu membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu. 
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
        1) Tentukan titik awal dan titik akhir perjalanan dan plot pada peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan / azimuth dan back azimuth nya.
       2) Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
      3) Bidikkan kompas seusai dengan azimuth, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan / titik bidik sebagai penunjuk.
      4) Pergi ke tanda medan di tersebut, dan bidik kembali ke titik awal tadi. Jika arah perjalanan benar maka sudut ini akan sama dengan back azimuth.
       5) Sering terjadi tidak ada benda / tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda (Man to Man).

11. Interpretasi dan Analisa Peta Topografi
Sebelum melakukan perjalanan untuk memahami kondisi medan sebenarnya berdasarkan informasi pada peta sehingga dapat digunakan sebagai asumsi awal dalam penyusunan rencana perjalanan.
 Interpretasi dan analisa peta ini dapat dilakukan dari :
       a. Informasi dasar peta,
seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan titik ekstrim seperti perkampungan (nama daerah, nama jalan, nama sungai, nama gunung dan bentukan alam lain), perpotongan sungai, jalan, ketinggian suatu titik, kerapatan kontur berdasarkan pemahaman tentang sifat kontur yang dapat digunakan untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan / kemiringan (terjal / landai), vegetasi, dll.
       b. Tanda Medan
Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk mendapatkan gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
1) Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi)
2) kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk kawah
3) antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
4) kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur merupakan punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur adalah lembahan.
5) Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
6) Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
7) Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
8) Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
9) Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya tertera mengikuti alur sungai.

Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak terlihatnya titik ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan melakukan analisa dan interpretasi peta untuk kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya dari titik awal perjalanan.

Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan melakukan sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta melakukan cross check perkiraan awal tadi dengan fakta yang didapatkan dilapangan. Semakin banyak kita mengetahui tanda – tanda medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.

Namun, Navigasi darat merupakan ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya. Pemahaman mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu navigasi, bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.

Selasa, 01 April 2014

Teknik Membuat Api

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.

Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil dari pada membuat satu api besar.


Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.

Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.

Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.

Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering, untuk membuat bunga api ada beberapa teknik yang umum digunakan, diantaranya ;

1. Mematik

Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.


2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api.
Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

4. Bow Drill
Teknik pengapian dengan memakai busur dan drill anda harus terus berusaha dan gigih untuk menghasilkan suatu api. Anda akan memerlukan beberapa materi dalam menggunakan metode ini, yaitu:
  • Socket : Socket ini adalah suatu pegangan yang terbuat dari kayu atau tulang yang diberikan lubang untuk menahan dan menekan drill. 
  • Drill : Drill haruslah lurus, dari kayu yang keras dengan diameter 2 cm dan panjang 25 cm. Ujung atasnya bulat rata dan ujung bawahnya dibuat mengecil pada ujungnya dan tumpul.
  • Fire Board : Ukurannya terserah anda, merupakan kayu lunak dengan tebal kira-kira 2,5 cm dan lebar 10 cm lebih dianjurkan. Potonglah kedalam kira-kira 2 cm dari tepi suatu sisinya dan pada bagian bawahnya, buatlah potongan V yang dipotong dari permukaan bawahnya untuk tekanan.
  • Bow : Bow atau busur adalah suatu tongkat yang terbuat dari kayu muda (hijau) dengan diameter 2,5 cm dan lengkap dengan benangnya. Tipe kayunya tidaklah penting. Tali busurnya bisa memakai jenis pengikat apapun. Ikatlah ujung busur yang satu dan lainnya dan jangan sampai kendur.

Untuk menggunakan busur dan drill ini, pertama siapkan lapisan untuk api, kemudian tempatkan gumpalan tinder dibawah lubang potong berbentuk V. Tempatkan satu kaki diatas papan api (fire Board). Pegang socket dengan satu tangan dan masukan pada bagian atas dari drill. Berikanlah tekanan pada drill sembari menarik maju mundur busur yang talinya sudah terikat pada drill sehingga dril akan berputar-putar bolak-balik. Tambahkan tekanan pada drill dan percepat busur. Aksi ini akan membuat panas dan menghasilkan bunga api yang akan ditangkap oleh tinder , kemudian tiuplah pelan-pelan sehingga menyala apinya.

5. Hand Drill

Caranya hampir sama dengan Bow drill namun hand drill tidak menggunakan busur sebagai alat untuk memutarkan kayu. Cara ini tentu lebih menguras tenaga karena tanpa bantuan alat kecuali 2 batang kayu yang akan digunakan sebagai sumber api.

6. Lup

Pakailah Kaca pembesar/lensa cembung, dimana titik api mengenai bahan penyala api. Lensa dapat berupa kaca pembesar, lensa kamera, lensa teropong, teleskop. Namun hal ini jarang digunakan karena di dalam hutan tropis jarang tertembus sinar matahari kecuali di daerah intensitas cahaya matahari tinggi.





Sumber Artikel

Sabtu, 29 Maret 2014

DIKSAR CA PALAFI Angkatan VII

Pada tanggal 9 Maret 2014 PALAFI (Pecinta Alam Fisika) mengadakan Diksar Ruang yang merupakan serangkaian kegiatan PAB(Penerimaan Anggota Baru) dengan 17 peserta. Dalam diksar ruang, Panitia menyajikan Materi PPGD, Materi Tali-temali, Materi SAR, Materi Bivak dan lain sebagainnya. Dengan penuh semangat para peserta antusias dengan materi yang disajikan oleh Panitia setelah dinyatakan lulus Pradiklatsar oleh pengurus yang sebelumnya  berjumlah 23 peserta. 

Materi yang disajikan sangat bermanfaat sekali untuk peserta, karena materi tersebut akan diterapkan oleh peserta diksar ruang di Diksar Lapangan pada tanggal 14-16 Maret 2014. Jadi, peserta dituntut untuk menguasai semua materi yang sudah disajikan oleh Panitia, karena sangat bermanfaat sekali saat berada dilapangan. Diksar ruang dimualai dari pagi hingga sore hari, dibuka dengan semangat dan ditutup dengan semangat pula.

5 Hari kemudian, tanggal 14 Maret 2014- 16 Maret 2014 ke-17 peserta diksar ruang  akhirnya mengikuti Diksar Lapangan yang diadakan di sekitar Promasan, Ungaran. Sekitar Pukul 17.00 WIB 17 Peserta dan 19 Panitia Berangkat dari parkir atas FMIPA UNNES dengan menggunakan truk menuju ke SDN Sidomukti 02 tujuan melalui jalur Bandungan. Sekitar Pukul 18:15 WIB akhirnya Peserta dan Panitia sampai di SDN Sidomukti 02 , tidak lupa sholat Magrib di Mushola setempat. Selesai Menjalankan Sholat Magrib, Perjalanan dilanjutkan menuju ke Mawar. Kira-kira Hampir pukul delapan malam peserta sampai ke Mawar. Setelah Sholat Isya' dan makan bersama, peserta dilepas oleh Panitia dan melanjutkan perjalanan sendiri sampai ke Helipad, disini peserta dituntut untuk bisa mengatur waktu perjalanan, pembagian posisi dalam pendakian (pembagian leader, sweeper, p3k, dll), dan pukul 23:03 WIB peserta sampai di Helipad. Setelah beristirahat sebentar, Pembuatan Bivak oleh Peserta dilakukan, disini Peserta dituntut untuk siap pada kondisi hanya memiliki Jas Hujan/ponco dalam posisi terdesak dan harus bisa membangun tempat peristirahatan dengan cepat dan layak, serta nyaman dan terhindar dari binatang yang tidak diinginkan . Dengan membagi menjadi beberapa kelompok, akhirnya 5 Bivak berdiri, saatnya peserta istirahat.

Bulan bundar menghias malam menjelang pagi yang dingin. Peserta bangun untuk menjernihkan fikiran, bercerita tentang langkah-langkah yang baru saja mereka tapaki dan asing itu. Menjalani detik detik dingin bersama Tujuh-Belas rekan yang akan menjadi keluarga BARU bagi mereka. Tak terasa, detik dingin itu menghangat. Matahari mulai membakar semangat para peserta Diksar Lapangan , Subuh yang baru saja mereka lewati, subuh yang mungkin tidak akan dilupakan oleh para hati itu.

Pagi bersama daun teh, membentang . Dengan semangat, Pos Wide Game dengan rahasia didalamnya menyambut para peserta. Dengan bekal makan secukupnya, Peserta penuh semangat melewati Pos-Pos yang akan mereka tuju. Tersesat, Berjalan Bolak-balik, Kompas tak kenal lelah membantu mereka dalam menentukan posisi, Otak, hati, ketelitian, kerjasama, kekompakan memang harus
mereka lewati dan rasakan disini. Tujuan agar Peserta Terampil dalam menentukan posisi, mantap dalam memilih, mengingat dalam waktu genting dan dapat bekerjasama dalam melakukan suatu hal.Dimulai dari pukul 07:00 WIB hingga 11:00 WIB. Semua Peserta akhirnya dapat menyelesaikan Pos penuh kejutan itu.

Setelah Terik yang amat terik, Rakaat mulai terpenuhi, Persiapan Simulasi SAR sudah siap. Panitia telah menempatkan diri di koordinat dan radius yang telah disiapkan. Terdengar kabar bahwa ada 3 korban, 2 Lelaki dan 1 Wanita. Tim SRU dari Peserta sudah siap dalam pencarian. Tapi, FATAL. Tim SRU yang dibentuk Peserta kocar-kacir. Kompasman terlalu jauh membaca kompas dan Tim SRU kembali keposisi semula dan mencoba dari awal kembali. Hingga beberapa Jam kemudian menemukan Korban, lalu menemukan korban lagi, dan menemukan korban lagi. Ciri-ciri yang tertera dalam dokumentasi ternyata tidak benar, wanita dalam ciri-ciri tidak sesuai dengan yang sudah ditemukan. Tim SRU kocar-kacir. OSC berada entah dimana dan SMC belum juga mendapatkan Laporan Penemuan Korban. Hingga akhirnya Penelusuran yang entah dengan tehnik sisir atau apa itu membuahkan hasil, Korban Wanita yang sebearnya ditemukan. Tim SRU berhasil menemukan 3 korban dengan 1 tambahan korban tidak dikenal dengan keluhan penyakit yang lumayan parah tapi Tim SRU gagal dalam mengkoordinasi Tim-nya sendiri. Dengan tujuan bahwa Peserta siap dengan ilmu PPGD, ilmu bidik, kepemimpinan, kerjasama, koordinasi, managemen waktu dalam Simulasi SAR ini, ternyata Peserta harus lebih banyak belajar ilmu- ilmu yang dipergunakan dalam SAR seperti yang tersebut diatas.


Sore berubah menjadi malam, Lorong berpintu menyambut para peserta. Dengan 2 lilin dan 1 korek api, 17 Peserta memasuki lorong itu, mengambil tanda pecinta alam. Dengan tujuan Menumbuhkan keberanian, kerjasama, managemen waktu dalam memanfaatkan lilin yang hanya 2 batang untuk 17 orang. Dua per-dua, hingga akhirnya semua tanda pecinta alam itu berada ditangan masing-masing peserta. tapi, waktu molor sampai 30 menit. Tanda Pecinta Alam itu, hangus oleh 30 menit yang terbuang.

Malam berganti setengahnya lagi, memantapkan peserta untuk kelulusan diksar. hingga 17 tanda pecinta alam kembali ke tangan peserta, bulan bundar menemani lagi, peserta tidak siap untuk esok paginya, kertas berjejer berisi nasi dan lauk seadanya, SARAPAN BERSAMA PANITIA + PESERTA. Akhirnya, 17 Peserta lolos dalam diksar Lapangan CA PALAFI Angkatan VII. tekad, kerjakeras, kemauan dan akirnya tercetak gambar senyum para Calon Penerus PALAFI.



Yang tak terlupakan oleh CA PALAFI Angkatan VII adalah berjalan dari promasan, ungaran hingga ke Kampus UNNES BERSAMA dan berhasil dengan rasa haru dan bangga, serta kehausan.Semoga, kekompakan ke-17 CA PALAFI Angkatan VII terjalin dengan baik dan dapat menjadi anggota palafi yang rendah hati serta pemberani, kelak.








Cara Memilih Barang dan Perlengkapan


Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki atau kegiatan alam bebas selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa.
contoh : Aluminium foil


bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.

Matras ; Sebisa mungkin matras disimpan didalam carrier jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.

Kantung Plastik ; Selalu siapkan kantung plastik didalam carreir anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya. Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalam carrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.



Menyimpan Pakaian ;
Jika anda meragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik [dry-zax], gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab. Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih.

Menyimpan Makanan ;
Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam keril, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tenda untuk mencari makanan.

Menyimpan Korek Api Batangan ;
Simpan korek api batangan anda didalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.


Packing Barang / Menyusun Barang Di Carrier ;
Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agar pada saat carrier digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

Perlengkapan Pribadi Alam Bebas
Outdoor activity atau kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cermat. Jika salah-salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiap saat. Sebagai contoh, sebuah referensi pernah mencatat bahwa salah satu kegiatan alam bebas yaitu rock climbing [panjat tebing] merupakan jenis olahraga yang resiko kematiannya merupakan peringkat ke-2 setelah olahraga balap mobil formula-1.

Tentu saja resiko tersebut terjadi apabila safety-procedure tidak menjadi perhatian yang serius, tetapi apabila safety-procedure diperhatikan dan sering berlatih, maka resiko tersebut dapat ditekan sampai titik paling aman.

Perjalanan alam bebas pasti akan bersentuhan dengan cuaca, situasi medan dan waktu yang kadang tidak bersahabat, baik malam atau siang hari, oleh karena itu perlu dipersiapkan perlengkapan yang memadai.

Salah satu “perisai diri” ketika melakukan aktivitas alam bebas adalah perlengkapan diri pribadi. Berikut digambarkan beberapa perlengkapan pribadi standard.

1. Tutup kepala/topi
Untuk melindungi diri dari cuaca panas atau dingin perlu penutup kepala. Dalam keadaan panas atau hujan, maka tutup kepala yang baik adalah yang juga dapat melindungi kepala dan wajah sekaligus. Untuk ini pilihan terbaik adalah topi rimba atau topi yang punya pelindung keliling. Topi pet atau topi softball tidak direkomendasikan.
Pada cuaca dingin malam hari atau di daerah tinggi, maka penutup kepala yang baik adlah yang dapat memberikan rasa hangat. Pilihannya adalah balaklava atau biasa disebut kupluk.


2. Syal-slayer
Slayer atau syal bukan hanya digunakan sebagai identitas organisasi, tetapi sebetulnya mempunyai fungsi lainnya. Syal/slayer dapat digunakan untuk menghangatkan leher ketika cuaca dingin, dapat juga digunakan sebagai saringan air ketika survival. Syal/slayer juga sangat berguna ketika dalam keadaan darurat, baik digunakan untuk perban darurat atau sebagai alat peraga darurat. Oleh karenanya disarankan menggunakan syal/slayer yang berwarna mecolok dan terbuat dari bahan yang kuat serta dapat menyerap air namun cepat kering.



3. Baju
Kebutuhan ini multak, tidak bisa beraktivitas tanpa baju [bayangkan kalau tanpa ini, maka kulit akan terbakar matahari]. Baju yang baik adalah dari bahan yang dapat menyerap keringat, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilon karena panas dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan bahan demikian biasanya adalah planel atau paling tidak kaos dari bahan katun.
Pilihan warna untuk aktivitas lapangan seperti halnya juga slayer/syal adalah yang mencolok agar bia terjadi keadaan darurat [misalnya hilang] dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikenali.
Dalam beraktivitas di alam bebas jangan pernah melupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan akan sangat banyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat. Bawalah baju salain 2 atau 3 buah.



4. Celana
Celana lapang yang baik adalah yang memnuhi syarat ringan, mudah kering dan dapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikan karena berat dan susah kering dan membuat lecet. Celana yang baik adalah kain dengan tenunan ripstop [bila berlubang kecil tidak merembet atau robek memanjang]. Bila aktivitas dilakukan di daerah pantai atau perairan juga baik bila menggunakan bahan dari parasut tipis.
Selain celana panjang, jangan lupa bahwa under-wear juga penting. jangan lupa juga untuk menyediakan serep ganti.


5. Jaket
Salah satu perlengkapan penting dalam alam bebas adalah jaket. Jaket digunakan untuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan.
Jaket yang baik adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha. Jaket ini juga biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangat baik bila jaket yang memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal. Yang paling baik jaket terbuat dari bulu angsa-biasanya digunakan untuk kegiatan pendakian gunung es].



6. Slepping bag
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelah aktivitas yang melelahkan seharian. Tempat istirahat yang ideal adah dengan menggunakan slepping bag [kantong tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanya terbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin, licin dan tahan air satu sisi, dan yang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai dengan cuaca saat istirahat.



7. Sepatu
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yang dapat dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya [menggunakan ban atau tali. Dilapangan sepatu tidak boleh longgar karena akan menyebabkan pergesekan kaki dengan sepatu yang berakibat lecet. Penggunaan sepatu juga harus dibarengi dengan kaos kaki. Untuk ini juga sebaiknya disediakan kaos kaki serep bial suatu saat basah.


8. Carrier Bag
Carrier bag atau ransel sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlampau kecil, artinya mapu menampung perlengkapan dan peralatan yang dibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantong dibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan. Gunakan carrier yang ramping walaupun agak tinggi, ini lebih baik daripada yang gemuk tetapi rendah. Sebelum berangkat harus diperhatikan jahitan-jahitannya, karena kerusakan pada jahitan terutama sabuk sandang akan berakibat sangat fatal.


9. Alat masak, makan dan mandi
Perlengkapan sangat penting lainnya adalah alat masak, makan dan mandi. Bagimanapun juga dalam kondisi lapangan kita sangat perlu untuk menghemat aktu dan bahan masalak. Gunakan alat dari alumunium karena cepat panas, untuk ini nesting menjadi pilihan yang sangat baik, disamping dia ringkas dan serba guna. Juga perlu dipersiapkan alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll) dan pastikan bahan bakar untuk memasak / membuat api seperti lilin, spirtus, parafin, dll.
Jangan lupa juga siapkan phiples minum sebagai bekal perjalanan [saat ini banyak tersedia model dan jenis phipless].
Perlengkapan mandi juga sangat penting karena tidak jarang perjalanan dilakukan berhari-hari dengan tubuh penuh keringat. Bawalah alat mandi seperti sabun yang berkemasan tube agar mudah disimpan dan tidak perlu membuang sampah bungkusan disembarang tempat.




10. Obat-obatan dan Survival Kits
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalah obat-obatan, apalagi kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu seperti asma. Disamping obat-obatan juga setidaknya mempunyai kelengkapan survival kits

Copyright © PALAFI UNNES (Pecinta Alam Fisika) | Powered by Blogger
Design by AnarielDesign | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com